Pengemudi kereta berkecepatan tinggi secara mengejutkan bunuh diri dengan melompat dari kereta di tengah kereta, yang masih berjalan

Pada bulan Desember 24, waktu setempat, pengemudi kereta berkecepatan tinggi di Prancis bunuh diri dengan melompat keluar dari kereta saat sedang berjalan dengan kecepatan penuh, menyebabkan kereta melakukan perjalanan tanpa awak selama sekitar 3 kilometer di 300 kilometer per jam sebelum berhenti karena sistem pengereman otomatis. Kereta tersebut dilaporkan melakukan perjalanan dari stasiun Lyon di Paris ke St. Louis. Etienne di tenggara dengan sekitar 400 penumpang di kapal.

Menurut surat kabar Perancis Le Monde, Menteri Transportasi Prancis yang baru Philippe Tabarrot mengatakan pada tanggal 26 bahwa kereta penumpang rel kecepatan tinggi TGV sedang bergerak ketika pengemudinya melompat dari kereta., insiden tersebut “di atas segalanya adalah tragedi kemanusiaan”, almarhum adalah seorang pengemudi senior yang sangat dikagumi oleh rekan-rekannya. Tabarro mengatakan perusahaan kereta api nasional Perancis (SNCF) dan pemerintah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum dan akan melakukan semua yang mereka bisa untuk membantu mereka.

Tabarro mengatakan ini adalah pertama kalinya dalam sejarah perusahaan kereta api nasional Prancis, seorang pengemudi melompat dari kereta berkecepatan tinggi.. Dia berkata, “Pengemudi ingin mengakhiri hidupnya dengan bertindak sendiri. Jika dia bermaksud menggagalkan kereta, konsekuensinya bisa jauh lebih serius.”

Kereta yang terlibat dalam kecelakaan itu dilaporkan dilengkapi dengan sistem pengereman otomatis darurat yang mendeteksi setiap kecelakaan 30 detik jika pengemudi sedang mengoperasikan kendaraan, jika tidak, sistem akan memicu rem darurat. Sekitar setengah menit setelah pengemudi melompat keluar dari mobil, sistem pengereman otomatis bekerja dan kereta yang melaju berhenti, setelah menempuh perjalanan hampir tiga kilometer. Lima belas menit kemudian, petugas tiket menemukan cara untuk membuka paksa pintu pengemudi dari luar dan ternyata pintu itu kosong.

Selama lebih dari dua jam sesudahnya, Tim penyelamat yang tiba mencari di lingkungan sekitar dan akhirnya menemukan mayat pengemudi dengan drone, tentang 2.5 kilometer dari tempat kereta berhenti.

Sopir, 52-Bruno Reggioni yang berusia satu tahun, diyakini telah memilih untuk mengakhiri hidupnya karena alasan pribadi, menurut surat kabar Prancis Le Progress. Teman-temannya mengungkapkan bahwa Reggioni adalah ayah dari seorang anak autis yang telah beberapa kali dirawat di rumah sakit karena kondisi tersebut. Sebelum kematiannya, Reggioni mengungkapkan perasaan tertekan seperti “ketidakberdayaan”.

Dalam postingan media sosial terakhirnya, tulis Reggioni: “Setelah saya dirawat di rumah sakit terakhir kali, yang seharusnya memberiku sedikit istirahat, Saya terus terhenti. Beberapa orang memahami saya, yang lainnya tidak …… Yang terpenting adalah dikelilingi oleh orang-orang yang benar-benar mencintaimu pada saat-saat seperti ini, meskipun itu hanya sedikit dukungan.”

Juru bicara perusahaan kereta api nasional Perancis mengatakan ini adalah pertama kalinya seorang pengemudi TGV memilih untuk bunuh diri.. Serikat pekerja kereta api mengatakan seluruh serikat pekerja “sangat sedih” saat ini dan menuduh beberapa orang membuat klaim palsu bahwa “penumpang dalam bahaya”. Manajemen regional perusahaan kereta api nasional Prancis mengumumkan bahwa mereka membuka penyelidikan internal untuk mempertimbangkan penguatan layanan konseling psikologis bagi karyawan kereta api.

Kecelakaan itu dilaporkan menyebabkan sekitar 10 kereta menjadi tertunda, mempengaruhi lebih dari 3,000 penumpang, beberapa di antaranya tertunda hingga lima jam. Menurut AFP, perusahaan kereta api nasional Perancis telah memutuskan untuk memberikan kompensasi kepada penumpang yang terkena dampak dengan pengembalian uang mulai dari 25% ke 100% dari harga tiket, tergantung pada keadaan.

Diterjemahkan dengan DeepL.com (versi gratis)